Sudah sekitar setahun lebih ini tiba-tiba saja saya jadi seneng nontonin video di kanal youtube bernama Guru Gembul. Yup seorang guru yang memang gembul perawakannya, dia berpenampilan santai menggunakan peci hitam dan kacamata bolong, katanya itu adalah alter egonya pak guru gembul yg meniru gaya Ki Hajar Dewantara. Lalu biasanya dia akan bicara secara monolog di akun youtubenya sambil meyampaikan ide dan gagasannya yang kalau salah dipahami mungkin malah bisa jadi kontroversi.
Awal mula saya tertarik adalah gara-gara orang ini tampil di podcastnya om Deddy Corbuzier, lalu gak lama dia muncul juga bersama Helmy Yahya, dan kemudian sering diundang di berbagai podcast lainnya. Menarik sekali menelusuri pemikirannya yang serba tahu berbagai informasi ini, mulai dari dunia sejarah, pendidikan, agama, science, filsafat, bahkan politik. Pemikirannya yang menarik membuat saya tergelitik untuk cari tahu lebih banyak. Akhirnya saya tonton banyak video orang ini di kanal youtubenya. Hmm... menarik. Gak semua informasi yang dia sajikan saya setuju sih,, namun banyak juga pemikirannya yang saya suka. Karena sudut pandangnya membuat kita tidak kurung batokeun* ceuk urang sunda mah. Hihi
Belum semua videonya pak gembul saya tonton, namun ada benang merah dari banyak keresahan yang sering dia sampaikan di berbagai videonya. Diantaranya beberapa yang saya tangkap:
- Dia bercita-cita ingin menjadi penggerak perubahan, ingin jadi manusia yg bisa berpengaruh besar terhadap perubahan pola pikir manusia, khusunya di Indonesia.
- Guru Gembul tidak ingin kubu-kubuan, misalnya dia tidak ingin terjebak dalam sekat Islam Sunni, Islam Syiah, Islam NU, Islam Muhammadiyah, Islam Wahabi, dll. Baginya Islam, ya Islam saja, titik.
- Guru Gembul ingin membangun konsep bahwa beda pandangan bukan berarti musuh. Guru gembul sering mencontohkan ia bisa diskusi dan sepemahaman dengan Ustad yang bahkan dicap radikal sekalipun sembari ia bisa tetap berteman dan berdiskusi dengan tokoh yang mengaku atheis.
- Guru gembul juga ingin membiasakan pemahaman bahwa tidak ada dikotomi perbedaan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat. Sehingga seharusnya kita semua belajar segala disiplin ilmu tanpa membeda-bedakannya. Jika berorientasi pada akhirat saja maka umat beragama mungkin akan terkurung dengan hanya ilmu dan ritual ibadah saja. Sedangkan manusia sudah seharusnya jadi pintar agar muncul lagi pemikir-pemikir baru, penemu baru dalam dunia sains yg mendorong ilmu pengetahuan lebih maju.
- Dalam segala kritik dan keresahan yang disampaikan, dia ingin masyarakat paham bahwa setiap kritikan yang ia sampaikan adalah kritik terhadap sifat, sikap, prilaku, perbuatan, atau tindakan buruk yang dilakukan seseorang, namun bukan sama sekali berniat untuk menjelek-jelekkan pribadi orang tersebut. Seperti dicontohkan Guru Gembul pernah mengkritik kelakuan seorang tokoh bernama Ade Armando, namun dia tidak sama sekali membenci pribadinya. Terbukti di kemudian hari malah Ade Armando yg menundang Gurgem utk ngobrol di podcastnya. Bahkan Ade Armando mengungkapkan kekagumannya pada sosok guru gembul yg begitu terbuka pemikirannya.
*kurung batokeun: adalah istilah bahasa sunda untuk peribahasa 'katak dalam tempurung', yang artinya seseorang yang hanya mau tau apa yg sudah dia tahu, sehingga tidak mau menambah wawasan untuk mengetahui lebih jauh tentang hal baru. Ya jadinya seperti katak yg merasa hanya mampu melompat setinggi tempurung kelapa yg membatasi geraknya. Sebetulnya ia bisa keluar dari tempurung untuk mengecek kemampuan melompatnya lebih jauh, namun karena mitos, ia tdk mau me
========================================= ~written by *cupZ* from tangsel with love...~
=fb=komen=