Aku bakal ceritain kisah Nabi Adam, tapi dengan gaya santai, seru, dan aku tambahin bumbu fiksi kecil-kecil kayak taburan meses di roti bakar. Tapi tetep sopan, tetep dalam jalur cerita aslinya ya, gak ngawur.
Dengerin nih...
Kisah Nabi Adam AS: Petualangan Sang Manusia Pertama
Di waktu yang entah kapan, sebelum bumi ramai kayak sekarang, Allah SWT berkehendak untuk menciptakan makhluk spesial: seorang manusia. Semua malaikat dan penghuni langit geger. "Eh Bambang, bakal ada ciptaan baru nih," kata malaikat sambil bisik-bisik.
Allah SWT lalu membentuk Adam dari tanah liat, tanah terbaik dari seluruh muka bumi: ada tanah hitam dari Afrika, tanah putih dari salju, tanah merah dari padang pasir. Hasilnya? Adam keren banget. Tampan, gagah, tinggi kayak pemain basket.
Tapi sebelum ruh ditiupkan, para malaikat sempat bertanya,
"Ya Allah, apakah Engkau akan menciptakan makhluk yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi?"
Allah jawab santai tapi dalem,
"Aku lebih mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."
Ketika ruh ditiup, perlahan Adam membuka matanya. "Eh, ini aku di mana, Bambang?" batinnya. Ia bergerak, belajar berdiri, lalu berjalan—agak oleng kayak bayi baru belajar jalan. Tapi dengan cepat, ia jadi pintar. Allah SWT langsung ngajarin Adam nama-nama semua benda. Mau itu burung, mau itu gunung, sampe semut kecil, semua diajari.
Lalu Allah ngetes malaikat-malaikat.
"Coba, kasih tau nama-nama benda ini," kata Allah.
Para malaikat jawab,
"Subhanaka, kami gak tahu kecuali yang Engkau ajarkan."
Saat itulah, Allah menunjukkan bahwa Adam punya ilmu yang spesial. Adam lulus ujian!
Tapi eh... di tengah kebahagiaan, ada satu makhluk yang hatinya panas kayak wajan dipake goreng bakwan: namanya Iblis. Dia tadinya termasuk makhluk taat, tapi karena sombong, dia nolak sujud hormat kepada Adam.
"Aku lebih baik darinya!" kata Iblis sambil ngegas.
Allah langsung murka:
"Keluar kamu dari sini! Kamu termasuk yang hina."
Diusir. Dihapus dari daftar tamu VIP surga.
Setelah itu, Allah tempatkan Adam di surga, sebuah tempat yang... gak usah dijelasin deh, pokoknya surga, Bambang, lebih keren dari mall terbesar di dunia. Tapi meski di surga, Adam merasa sepi. Dia suka ngobrol sama burung, sama sungai, sama pohon apel sambil nyanyi-nyanyi sendiri, tapi tetep: beda rasanya.
Allah SWT pun menciptakan Hawa dari salah satu tulang rusuk Adam.
Begitu Adam lihat Hawa pertama kali, dia langsung terharu,
"Akhirnya ada temen ngobrol, Bambang!"
Mereka berdua hidup bahagia, main keliling surga, makan buah apapun yang mereka mau—asal satu aja yang dilarang: jangan deket-deket pohon ini.
Tapi manusia kan suka penasaran ya.
Iblis yang udah diusir, nyamar jadi makhluk lain dan bisik-bisik ke Adam dan Hawa,
"Eh, kalo kalian makan buah itu, kalian bakal hidup kekal tau..."
Adam dan Hawa ragu-ragu, tapi rasa ingin tahu menang. Akhirnya, mereka makan buah itu.
Begitu mereka makan, tiba-tiba... perasaan aneh muncul. Mereka jadi malu, cepat-cepat cari daun surga buat nutupin diri mereka. Allah pun memanggil mereka.
"Kenapa kalian langgar larangan-Ku?"
Adam dan Hawa langsung menyesal. Mereka menangis, berdoa:
"Ya Rabb kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami dan merahmati kami, pastilah kami termasuk orang-orang yang rugi."
Allah, Maha Pengasih, menerima taubat mereka... tapi sebagai bentuk pelajaran, Allah menurunkan mereka ke bumi.
"Turunlah kalian semua, dan di bumi itu kalian akan hidup, saling berketurunan, berusaha, dan kembali kepada-Ku," begitu firman Allah.
Adam dan Hawa pun diturunkan ke bumi, tapi di tempat yang terpisah.
Adam di India, Hawa di daerah dekat Jeddah, Arab Saudi.
Mereka berdua mencari satu sama lain, menempuh perjalanan jauh, naik gunung, nyebrang sungai, melintasi padang pasir, bahkan sempat salah jalan kayak bocah nyasar di mall.
Sampai akhirnya...
Mereka bertemu di Jabal Rahmah (Gunung Kasih Sayang).
Mereka berpelukan, nangis haru. Akhirnya mereka bersama lagi.
Dari situlah, mereka membangun generasi manusia pertama. Anak-cucu Nabi Adam tersebar di bumi, dan manusia mulai berkembang.
Bumbu Fiksi Ringan
Konon katanya, setelah ketemu di Jabal Rahmah, Adam ngajak Hawa piknik. Mereka bawa bekal alami dari bumi: kelapa muda, roti dari gandum liar, dan madu segar dari sarang lebah liar.
Di malam hari, Adam suka ajak Hawa duduk bareng, liatin bintang sambil tebak-tebakan:
"Yang mana bintang paling terang, hayo?"
Hawa jawab, "Yang deket bulan tuh!"
Padahal semua bintang jauhnya sama-sama edan jauhnya, cuma kelihatan beda aja.
Mereka ketawa, ngetawain betapa kecilnya mereka dibanding luasnya alam semesta, tapi hati mereka tetap besar: penuh rasa syukur.
Akhir cerita:
Dari kesalahan kecil itu, kita belajar: manusia itu lemah, suka salah, tapi Allah selalu kasih kesempatan buat kita memperbaiki diri. Yang penting jangan menyerah.
Ps: Cerita ini bakal seru banget kalo dibacain sama mesin pembaca semacam text to speech supaya jd dongeng yg bisa nemenin kamu sebelum tidur.
Coming up next: kisah Habil dan Qabil