Masa putih-abu menjadi momen comeback saya ke kota kembang. Sebagaimana kebanyakan anak laki-laki lain di jawa barat khususnya kota Bandung, hidup kami tak jauh dari obrolan dan kesenangan akan Persib dan Sepakbola. Bahkan saya bisa jamin,, jika di daerah lain org yg tdk saling mengenal bisa tiba-tiba akrab karena rokok dan kopi.. tapi di Bandung dan Jabar, tema Persib adalah hal mudah untuk memulai obrolan akrab, dengan orang baru sekalipun. Bisa di warteg, warung kopi, instansi pemerintah, ruang tunggu dokter, maupun di ruang publik lainnya.
Tidak bisa dipungkiri masa-masa itulah yang semakin mengentalkan saya dgn jatidiri urang Sunda, salahsatunya lewat rasa ingin menunjukkan kecintaan terhadap tim kebanggan rakyat Jawa Barat, Persib Bandung!
Yup, kebanggaan jd bagian dari rakyat jawa barat yang cinta mati dgn klub Persib Bandung membawa saya tak cuma cinta pakai rasa.. tapi juga ingin ditunjukkan dengan bukti. Dukungan saya untuk tim kebanggaan harus dibuktikan di lapangan.. teriakan saya walau tak terdengar pemain di lapangan tapi bergabung dengan ribuan gemuruh penonton lainnya di stadion harus menjadi suara penyemangat tim yg sedang bertanding. Tak cuma dengan tangan hampa.. karenanya saya harus hadir mendukung dengan atribut lengkap: Kaos, topi, syal, jaket, bendera, dan pernak-pernik atribut lainnya yang serba biru dan serba Persib. Hal ini jd pelengkap wajib yang menambah kebanggan kami. Ya, kami. Bukan cuma saya, tapi banyak bobotoh yg ingin unjuk diri mendukung eksistensi tim. Tak hanya dalam rangka #persibday, kebanggan ini juga sering terbawa dlm keseharian walau bukan jadwal persib, dari sekedar olahraga santai dgn jersey, sehari-hari dirumah dgn kaos biru, berangkat kantor pun bahkan seringkali dengan jaket bernuansa persib. Tak lupa, motor yg dikendarai jg hrs ada stiker persibnya! haha...
Salah kah apa yang saya lakukan? Bagiku sah-sah saja. Selama dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan, tidak mengganggu orang lain. Namanya juga hobi.. menyukai sesuatu yg dianggap menyenangkan lalu menunjukkan ekstistensi dgn segala bentuk pernak-perniknya. Justru tidak sah jika mengaku bobotoh Persib tanpa satu pun atribut dimiliki... bahkan jika dibilang cintaku hanya dihati.. bullshit! Bagiku cinta itu hrs dibuktikan.. salahsatunya dengan atribut kebanggaan. Coba lihat penggila hobi lainnya, hobi mancing pasti punya alat pancing dan segala perniknya, hobi mobil kuno mana mungkin tak punya koleksi mobil kuno atau minimal miniaturnya. hehe
Tak hanya berlaku untuk hobi, pun demikian dengan kecintaan seseorang terhadap agamanya. Bagiku cinta tak sekedar kata-kata.. dalam ktp, atau cuma omongan. Indonesia menjamin kebebasan beragama bagi setiap pemeluknya. Dan setiap tindakan anti agama, atheisme, tidak berketuhanan, termasuk penghinaan agama, sudah sepantasnya ditindak tegas oleh penegak hukum, sebagaimana pernah terjadi pada kasus Ahok. Adalah pantas sekali jika seseorang yang mencintai agamanya, ingin menunjukkan kebanggannya dengan berbagai atribut agamanya lalu terang2an memajang.. atau memperlihatkan keyakinannya tersebut kepada orang lain. Toh agamanya diakui di negeri ini, pasti harus dilindungi sesuai amanat Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Seperti pemain bola, atau artis, atau publik figure, sering saya lihat misalkan menggunakan kalung salib. Atau bahkan tetangga saya yang beragama kristen, terlihat pajangan salib di ruang tamunya. Tentu sebuah kebanggaan bagi mereka yg meyakini itu. Dan saya, walau berbeda keyakinan harus menaruh hormat. Demikian juga agama lainnya. Saya pernah berteman orang Hindu yg punya semacam pura didepan rumahnya. Tentu ia ingin tetangga2nya tahu dan menghormati agamanya, dan itu wajib kita hormati karena Undang-Undang negeri ini menjamin keyakinan umatnya. Pun juga teman SMP saya yang beragama Budha, saya pahami ketika mendapatinya memiliki patung dewa-dewa kebanggannya.
Namun anehnya.. ketika saya pernah berniat ingin memajang stiker berlafadzkan kalimat syahadat di mobil. Pernah juga ingin membeli pernak-pernik semacam topi, kaos, ikat kepala, pin, dsb. yang berlafadzkan kalimat tauhid. Sekedar ingin menunjukkan bahwa saya bangga menjadi seorang Muslim. Malahan saya takut dan mengurungkan niat itu.. entah karena malu.. knp juga harus malu? atau takut disangka yg bukan-bukan, heu Mengerikan! Sepertinya di negeri yg mayoritas penduduknya beragama islam ini justru orang islam sendiri seperti malu menunjukkan jatidirinya, dengan atribut kebanggaan misalnya, malah memunculkan banyak kekhawatiran. Entah itu disangka teroris, atau bahkan takut kalimat tauhid kebanggaan malah dibakar oleh orang yg sebetulnya bukan penegak hukum.
Ah, aneh betul memang. Padahal kan, cinta jangan dibiarkan cuma di hati. Tapi memang harus dibuktikan,, ditunjukkan!
betul?
========================================= ~written by *cupZ* from bdg with love...~ =fb=komen=
Bagiku cinta tak sekedar kata-kata.. dalam ktp, atau cuma omongan. Indonesia menjamin kebebasan beragama bagi setiap pemeluknya.
BalasHapushttp://bolavita.com/panduan-cara-bermain-judi-taruhan-online/panduan-cara-bermain-togel-online/