
Miris sekali hati saya,, mendengar hasil survey sebuah lembaga survey yang kemarin dibacakan di Radio. Dari Survey itu menyebutkan 90 persen anak mengaku sudah pernah melihat video porno, termasuk video mesum mirip artis yang belakangan heboh diberitakan media. Satu dari dua anak mengaku melihat konten pornografi dirumah teman. Ironisnya pengalaman mereka ini difasilitasi oleh orangtua sendiri, mulai dari handphone canggih yang bisa foto, menyetel dan merekam video, sampai browsing internet dalam genggaman. Selain itu juga dengan adanya

Sampai disitu hati saya miris sekali,, dalam perjalanan diatas motor pagi itu dengan handsfree mendengarkan siaran radio bahkan saya sampai berkaca-kaca hampir menitikkan air mata. Hati saya bergetar. Saya belum punya anak belum menikah pula. Tapi saya membayangkan betapa sekarang jaman sudah edan. Jika anak-anak kecil sekarang saja sudah berani melakukan tindakan amoral yang bertentangan dengan budaya dan agama,, -pikiran saya langsung

Makin sedih ketika tadi siang baca berita dari detik.com berjudul 33 Anak Diperkosa Akibat Video Ariel, Tumbuh Kembang Anak Terancam. Pesimis saya membayangkan masa depan Indonesia dan anak-anak generasi penerusnya. Mungkin pemberitaan media di televisi dll juga yang terlalu membesar-besarkan, sampai video ga bermutu ini membuat banyak orang penasaran,, mengoyak moral,, menghancurkan masa depan. PARAH!!
Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima laporan 33 anak diperkosa lantaran terpengaruh video porno Ariel. UU yang ada dinilai belum cukup melindungi tumbuh kembang anak-anak.
Komisioner Komnas Perempuan Sri Nur Herawati mengatakan kebanyakan undang-undang, jarang memasukan anak-anak sebagai obyek yang patut dilindungi. Akibatnya, anak-anak rentan menjadi korban.
"Tidak ada aturan yang melindungi mereka dari hal-hal yang sebenarnya mempengaruhi tumbuh kembangnya anak," kata Sri saat berbincang-bincang dengan detikcom, Jumat (25/6/2010).
Dia menjelaskan, sudah ada UU Pornografi. Tapi UU ini tidak secara tegas mengatur distribusi pornografi agar anak-anak tidak terpengaruh, mendengar, atau melihat hal-hal yang berbau porno.
"Negara juga tidak memberikan kekebalan atau pengetahuan anak tentang hak reproduksi," imbuhnya.
Akibatnya, menurut Sri, informasi tentang pornografi secara bebas diterima oleh publik termasuk anak-anak. Misalnya soal kasus video porno yang diduga dilakukan oleh Ariel dkk.
"Karena umur mereka tidak matang, sehingga menyebabkan anak-anak mencontoh Ariel, karena yang mereka lihat adalah tokoh idola," jelasnya.
Ke depan, Sri berharap agar ada aturan yang efektif. Artinya, kalau ada kasus pemerkosaan yang dilakukan terhadap anak di bawah umur, bukan pornografinya yang dijadikan sebagai kambing hitam.
"Tapi bagaimana agar aturan yang dibuat bisa melindungi anak-anak agar tidak terganggu," paparnya.
(anw/fay)
Ah,, Negeriku apa gerangan yang membuat negeri ini begitu mengerikan buat masa depan anak-anak. Tuhanku,, sudah berkali-kali Engkau memberi kami peringatan lewat berbagai bencana sentilan kekuatan-Mu. Tuhanku,, hamba tak mampu jika harus menangis lagi karena teguranmu. Tuhanku tunjukkan jalanmu, ijinkan kami membesarkan anak-anak kami kelak dengan baik, membuat mereka bahagia mengenal-Mu,, membuat mereka mencintai-Mu,, sebagaimana Rasul-Mu mengajarkan kami demikian,, lindungi masa depan anak-anak Indonesia ya Allah! Lindungi kami dari kemerosotan moral yang akan menghancurkan masa depan kami. Amin ya Allah.... =fb=komen=