::Pencarian Cepat::
Rabu, 19 Mei 2010
Bukankah Media Seharusnya Netral?
Selain kecewa dengan politik penuh intrik yang ada di negeri ini saya juga sedang kecewa dengan media massa dan pers di Indonesia yang belakangan semakin terasa gak berimbang,, nggak bisa menjaga netralitasnya dihadapan publik jutaan pasang mata masyarakat Indonesia. Bukankah pers harusnya netral? tidak memihak sisi manapun melainkan menyampaikan kondisi riil yang sebenarnya terjadi di lapangan. Kenyataannya tenyata nggak begitu.
Awalnya saya nggak mengerti dan cuma jadi masyarakat awam yang menelan bulat-bulat sebuah pemberitaan, dan menganggap informasi media -terutama televisi- pasti benar. Karena memang cuma itu yang bisa saya nikmati, nonton program berita televisi sudah menjadi hiburan yang bisa melepas penat dari rutinitas sehari-hari. So,, kebiasaan saya setelah sampai di rumah adalah nyalain tv, nonton berita,, dan selonjoran. Mau ngapain lagi lha wong saya udah males liat sinetron Indonesia yang menjual mimpi dan gaya hidup glamor nan kebablasan,, kadang dibumbui fantasi religius mistis yang aneh. Tapi semakin kesini ternyata sajian media pun terasa makin menjemukan, membosankan. Apalagi ternyata media zaman sekarang punya kebebasan yang kebablasan menurutku -mirip kaya sinetron juga-. Kebebasan yang terlalu bebas sehingga bisa membentuk opini publik. Dan yang paling aneh, media sudah terasa gak netral lagi!
Dua media berita besar di Indonesia misalnya,, bisa memberitakan satu objek yang sama dengan kabar informasi yang berbeda. Suatu hari saya mendapati berita tentang korban lumpur lapindo di Sidoarjo yang bahagia dan hidup sejahtera karena banyaknya bantuan dan santunan. Gak lama kemudian saya pindah ke channel lain dan tiba-tiba sedang memberitakan korban lapindo yang hidup sengsara, menderita, dan ketidaklayakan hidup lainnya. Alangkah lucunya,, kasihan masyarakat disuguhi informasi yang simpang siur dan bertolak belakang.
Saya baru bisa nyengir-nyengir setelah tau, oh ternyata diblik channel berita itu ada tokoh-tokoh yang sedang bersaing menduduki jabatan tertinggi,, padahal dalam partai yang sama. Tapi korbannya adalah masyarakat luas yang bingung dengan ketidakjelasan informasi yang disampaikan.
Hmm... lagi-lagi politik sebabnya. Ga salah ternyata kalo orang bilang politik itu kotor. Dan untuk para awak media yang sedang menikmati kebebasan pers pasca reformasi, pliss,, tolong berikan kami berita-berita yang menyejukkan, informasi yang benar, netral, apa adanya,, tanpa diboncengi kepentingan. Tanpa dibumbui politik yang bisa mengadu domba. Karena kami butuh media yang bisa menjadi jembatan pemersatu bangsa,, bukan membuat kami saling membenci. Media yang mendukung tegaknya Indonesia, yang melalui informasinya bisa membuat kami bangga menjadi bagian dari Indonesia.
Semoga!
=fb=komen=
==========FB=KOMEN=
Comments
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Kubuka google.com,, kutuliskan apa yang sangat kubutuhkan pagi itu,, "Mohon Tuhan untuk kali ini saja beri aku kekuatan" kata-kata...
-
seribu kurang sedepa Kuhabiskan 9 tahun masa kecilku disini, sejak Sekolah Dasar Hingga lulus SMP. Sampai tiba waktuku yang mengharus...
-
Tulisan ini terbesit saat saya sedang bercermin di toilet kantor. ****Sret sret sret.. Langsung flashback ke jam 6 pagi tadi.*** Pagi ini ak...
-
Seminggu sudah bulan Ramadhan berjalan,, Banyak masyarakat Indonesia yang menghabiskan waktu menunggu adzan Magrib dan saat santap sahur den...