Tapi ada cerita menarik yang terjadi pada letusan gunung merapi 2010 ini, sehari setelah letusan hebat merapi pada 26 Oktober sore,, banyak berita mengabarkan tentang seorang kakek tua yang diamanahi menjadi Juru Kunci Gunung Merapi oleh raja Keraton Jogjakarta Sultan Hamengkubuwono IX. Ayahanda Sultan Hamengkubuwono X yang sekarang menjabat Raja sekaligus Gubernur D.I. Jogjakarta. Yup,, semua pasti tahu, Mbah Maridjan. Tokoh Juru Kunci Merapi yang justru menjadi bintang iklan pasca meletusnya Merapi pada 15 Mei 2006 lalu sebagai tokoh tangguh lewat salah satu iklan produk Jamu.

====
Bicara tentang mati syahid,, saya jadi ingat tentang salah satu hikayat cerita yang pernah saya baca. Agak lupa sumbernya. Intinya kisah itu menceritakan tentang seorang Fulan yang tak henti memohon pertolongan tuhan saat terjebak bencana banjir. Air banjir pun terus meninggi,, banyak orang memintanya untuk mengungsi dan menyelamatkan diri,, tetapi dia memilih diam saja di tempatnya dan terus berdoa. Si Fulan sangat yakin dengan doanya,, karena Tuhan pasti mendengarkan doa hambanya. Si Fulan terus berdoa agar Tuhan menyelamatkannya dari banjir. Saat air banjir terus meninggi datang perahu penyelamat meminta orang itu untuk di evakuasi ke tempat yang lebih aman. Si Fulan menolak. Dia terus berdoa karena yakin tuhan pasti memberi pertolongan padanya dari bencana banjir ini.
Air pun terus meninggi hingga tubuhnya terus terendam. Datang lagi perahu bantuan yang datang untuk menyelamatkannya, namun si Fulan terus menolak. Ketika air bah dari banjir sudah mencapai kepalanya hingga hampir tenggelam si Fulan masih terus berdoa meminta pertolongan Tuhan. Datang lagi perahu ketiga yang berniat menolongnya. Namun lagi-lagi si Fulan menolak hingga akhirnya dia terhanyut banjir dan meninggal dunia.
Ceritanya si Fulan kemudian meninggal dan berada di negeri Akhirat,, kehidupan setelah mati. Saat diadili Tuhan si Fulan protes keras pada Tuhan karena tidak menjawab doanya dan membiarkan dia mati konyol tersapu banjir. Tuhan pun menjawab bahwasannya doa si Fulan sebagai hambanya telah dikabulkan Tuhan dengan mengirimkan 3 perahu penyelamat untuk mempertahankan nyawa si Fulan. Namun si Fulan menolak ke-3 pertolongan Tuhan tersebut dan akhirnya mati atas pilihannya sendiri.
====
Yup,, ternyata tawakkal,, penyerahan diri pada Tuhan pun bukan semata-mata menyerah dan tidak bertindak sama sekali. Justru tawakkal harus didahului dengan Ikhtiar,, dengan sebuah usaha maksimal,, barulah Tuhan akan mengirimkan jawaban terbaiknya atas usaha maksimal yang sudah dilakukan seorang hamba.
Dari kisah hikayat diatas saya sama sekali tidak ingin menghakimi siapapun tentang mati syahid. Sekali lagi penilaian tentang syahidnya manusia,, baik buruknya amalan dia dan penentuan di akhirat pun sebetulnya hanya hak preogatif milik Allah,, Tuhan Semesta Alam. Dialah yang maha tahu siapa sebenarnya hambanya...
Mudah-mudahan Almarhum Mbah Maridjan mendapat tempat terbaik disisi Allah,, sesuai dengan amal ibadah dan pengabdiannya selama hidupnya.
=)
pic: kaskus.us, poedjituhan.edublogs.org =fb=komen=
setuju :)
BalasHapussecara pribadi ga mau sok tau apakah mbah Marijan mati syahid atau bukan. Tapi secara umum, menurut gue sebaiknya kita ikhtiar menyelamatkan diri dari bencana, bukannya membiarkan diri celaka.
eh eh, pertanyaan kamu udah saya coba jawab tuh di blog saya ^^,
postingan'y keren bosssss
BalasHapusoh ya saya sudah masukan link anda........
masukan link saya juga ya......
@de asmara,, trims jawabannya,, seneng bgt bisa jadi pertimbangan :D, maaf lama ga konsen ninggalin blog,, hihi
BalasHapus@ketapang,, trims teman =)