=FB=LAMA===== ==HAPUS= ===

::Pencarian Cepat::

Jumat, 18 Mei 2012

Ha Min Satu

Besok adalah Ha Min Satu (H-1), alias 1 hari sebelum sebuah hari yg sudah lama saya tunggu-tunggu. Hari yang telah saya rencanakan untuk terjadi jauh-jauh hari, bahkan ketika saya masih duduk di bangku SMU. Ketika dalam sebuah sesi mentoring ekstarkurikuler saya disuruh untuk membuat rencana 10 tahun kedepan, maka yang pertama saya rencanakan adalah: Saya menikah di usia 24 Tahun! selain itu saya diminta menggambarkan profesi saya saat itu dalam selembar kertas, saya pun menggambar seorang pemuda tampan (kepedean :P) sedang menjinjing tas kerja di depan sebuah gedung kantoran dengan memakai peci khas Arifin Ilham, hanya sebuah simbol bahwa sepuluh tahun kedepan pun saya tak boleh lupa akan jatidiri saya sebagai hamba yg wajib taat pada Allah. Padahal dulu itu semua cuma angan-angan, cuma rencana yang saya pun tak yakin akan kesampaian. Dan kenyataanya,, sekarang 7 tahun setelah saat itu, Alhamdulillah saya benar-benar sudah jadi pegawai kantoran, walaupun cuma pegawai rendahan di sebuah instansi, walaupun saya tak pakai peci sambil ngantor seperti di gambar tempo SMU doeloe,, tapi saya berharap identitas muslim itu tetap saya kenakan di dasar hati.

Sedangkan tentang menikah di usia 24, saya sempat ketar-ketir ketika akhir tahun 2011 lalu ternyata saya belum bisa menemukan jodoh saya. Nyaris tak berhasil mewujudkan 'ramalan' masa SMA. Tapi Alhamdulillah, justru menjelang akhir usia 24 saya yang akan berubah jadi 25 tahun pada 27 Mei 2012 mendatang, justru ditunjukkan Allah untuk menikah dengan jodoh saya pada 19 Mei 2012 ini,, seminggu sebelum 27 Mei. Dan saat itu usia saya masih 24. Artinya jika besok Allah berkehendak untuk melancarkan pernikahan saya berarti rencana SMA saya yang dulu cuma angan-angan ternyata benar-benar kesampaian :).

Dalam H-1 ini,, saya sebetulnya sedang searching mbah google untuk cari tau redaksi penulisan ijab qabul akad nikah, yaitu berupa ucapan yang disampaikan oleh wali dari mempelai wanita yang kemudian dijawab oleh mempelai pria sebagai Ijab-Qabul,, sebuah ucapan yang menjadi pintu penentu sah/tidak sahnya sebuah pernikahan dalam Islam. Bukannya belum tau, apalagi ini sudah H-1,, sebetulnya waktu pembinaan dari KUA beberapa Minggu lalu petugas KUA pun sudah mengajarkan,, tapi kecepetan dan belum sempat dicatat. Hihi,, Dengan niatan berbagi bersama,, berikut saya share ilmu yang saya dapat dari wikibooks,, mudah2an bermanfaat buat yang sedang mencari redaksi Ijab Kabul Akad Nikah:

Lokasi

Akad nikah umumnya dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut:

  • Dalam ruangan masjid (dengan resiko mempelai wanita tidak diperbolehkan mengikuti prosesi acara ini jika sedang mengalami haid)
  • Di rumah mempelai wanita (lebih disukai)
  • Di rumah mempelai pria (jika kediaman mempelai wanita dirasa kurang pas)

Rukun Nikah

Menurut agama Islam, rukun nikah ada 5 poin, yakni:

  1. Calon mempelai pria
  2. Calon mempelai wanita
  3. Wali mempelai wanita
  4. Saksi, minimal 2 orang
  5. Ijab & kabul

Ijab & Kabul

Ijab & kabul merupakan ucapan dari orangtua/wali mempelai wanita untuk menikahkan putrinya kepada sang calon mempelai pria. Ijab kabul sebenarnya bukan hanya dikenal dalam upacara akad nikah, tetapi juga dalam jual beli. Yakni ketika si penjual dan pembeli melakukan transaksi dan kesepakatan. Mungkin kata lainnya yang lebih mudah adalah ucapan sepakat antara kedua belah pihak. Orang tua mempelai wanita melepaskan putrinya untuk dinikahi oleh seorang pria. Sedangkan mempelai pria menerima mempelai wanita untuk dinikahi.

Pemilihan bahasa untuk pengucapan ijab & kabul diputuskan oleh sang calon mempelai pria. Di beberapa adat suku Indonesia, penggunaan bahasa Arab dirasakan lebih utama ketimbang bahasa Indonesia. Meskipun pemilihan bahasa sama sekali tidak berpengaruh terhadap keabsahan ijab & kabul akad nikah. Barangkali pemilihan bahasa lebih dipengaruhi oleh budaya dan harga diri.

Bahasa Indonesia

Dalam bahasa Indonesia, pernyataan ijab kurang lebih sebagai berikut:

Saya nikahkan engkau, xxxx bin yyyy dengan ananda xxxx binti yyyy , dengan mas kawin zzzz dibayar

Pernyataan di atas harus segera dijawab oleh calon mempelai pria, tidak boleh ada jeda waktu yang signifikan (sehingga bisa disela dengan pengucapan kabul oleh pihak selain calon mempelai pria), yaitu:

Saya terima nikahnya xxxx binti yyyy dengan mas kawin tersebut dibayar

Contoh

Nama-nama di bawah ini merupakan contoh yang sengaja dipilih untuk memudahkan pemahaman artikel
  • Calon mempelai pria : Budi Setiawan
  • Ayah mempelai pria : Darmawan Setiawan
  • Calon mempelai wanita: Anita
  • Ayah mempelai wanita : Badrun

Ijab yang diucapkan Bp. Badrun ingin menikahkan putrinya sendiri (tanpa diwakilkan):

Saya nikahkan engkau, Budi Setiawan bin Darmawan Setiawan, dengan putri saya, Anita binti Badrun dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sejumlah Rp 112.000 dibayar tunai ...

Maka, mas Budi Setiawan harus mengucapkan kabul (menjawab) dengan segera (kalau bisa dalam satu nafas):

Saya terima nikahnya, Anita binti Badrun dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.

Setelah mas Budi Setiawan mengucapkan kabul, para saksi mengecek apakah pengucapan ijab dan kabul ini tidak diselingi oleh pernyataan lain. Dengan kata lain, ucapan ijab dari wali mempelai wanita dengan kabul dari mempelai pria harus sambung menyambung tanpa putus, tanpa ada jeda. Jika para saksi menganggap ijab dan kabulnya sambung menyambung, maka biasanya mereka menetapkan bahwa akad nikah yang barusan dilakukan adalah sah, dengan mempertimbangkan terpenuhinya persyaratan rukun nikah.

Bahasa Arab

Apabila calon mempelai pria memutuskan untuk menggunakan bahasa Arab untuk ijab & kabul, maka yang perlu dihafalkan adalah lafadz kabul yang harus diucapkan sebagai berikut:

قَبِلْتُ نِكَاحَهَا وَتَزْوِجَهَا بِمَهْرِ الْمَذْكُوْرِ

Yang harus segera diucapkan tanpa jeda sedikit pun setelah wali nikah (baik ayah mempelai wanita sendiri atau diwakilkan) mengucapkan:

اَنْکَحْتُكَ وَ زَوَّجْتُكَ مَخْطُوْبَتَكَ بِنْتِيْ بِمَهْرِ حَالاً

Temu Manten

Acara ini dilaksanakan apabila dalam prosesi akad nikah, mempelai wanita tidak disandingkan dengan mempelai pria. Alias sang mempelai pria ketika melakukan ijab kabul dengan sang ayah mertua, belum dipertemukan dan melihat sang mempelai wanita. Sebagian adat mensyaratkan hal ini dengan berbagai pertimbangan. Sehingga mempelai wanita dipersiapkan sedemikian rupa untuk dilihat oleh suaminya yang sah. Bahkan mempelai pria sama sekali tidak diperbolehkan mengintip mempelai wanita beberapa hari sebelum pernikahannya.ok juga.!

Namun hal di atas tidak berarti bahwa mempelai pria sama saja membeli kucing dalam karung. Hanya pada saat acara akad nikahnya saja, mempelai pria tidak boleh melihat calon istrinya. Meskipun tidak menutup kemungkinan sang calon istri mengintip calon suaminya. Tentu saja sebelumnya kedua calon mempelai harus diperkenalkan terlebih dahulu satu sama lain, sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah saw.

Hal-hal lain

  • Calon mempelai wanita tidak harus disandingkan dengan calon mempelai pria ketika mengucapkan ijab kabul.
  • Yang paling utama adalah pengucapan ijab oleh Wali (mempelai wanita), yang dijawab dengan kabul oleh calon mempelai pria.
  • Alat solat bukanlah mas kawin yang resmi, sebagai simbol pihak mempelai pria meminang mempelai wanita. Merupakan bagian dari budaya Indonesia untuk menunjukkan dan menasihati kepada mempelai wanita untuk taat beribadah.
  • Sebaiknya mas kawin memiliki nilai nominal yang cukup signifikan bagi pihak mempelai pria sebagai simbol tanggung jawab menjadi pemimpin keluarga. Misalnya perhiasan emas, uang tunai, dsb, yang sebenarnya sangat bergantung dari permintaan calon mempelai wanita agar rela dinikahi oleh calon mempelai pria.
  • Bagi calon mempelai pria yang memiliki keterbatasan ekonomi, mas kawin dapat dihutang atau dicicil. Tidak harus dibayar tunai pada saat itu juga.
  • sumber: http://id.wikibooks.org/wiki/Tahu_Sama_Tahu/Menikah/Akad_nikah


=========================================
~written by *cupZ*, pake laptop babeh, diselesaikan ketika adzan ashar, 18 Mei 2012, H-1 sebelum menikah,, from bdg with love...~ =fb=komen=

Ketika Yang Mengundang Tak Diundang

Tanggal Sembilan Belas Mei Dua Ribu Dua Belas nanti bakal jadi salah satu hari paling bersejarah dalam hidup saya, pasalnya di tanggal tersebut saya akan mengucapkan janji sehidup semati, janji yang tentunya tak ingin aku ulangi di kemudian hari dengan orang lain selain calon istriku ini. Pendamping hidup yang kupilih dari hati, yang kupilih karena ridho orangtuaku, yang kuharap juga diridhoi Tuhanku.

Persiapan menjelang janji suci itu ternyata tak semudah membalik telapak tangan, tak setenang ketika hanya mendampingi sanak saudara yang menikah. Tentu saja karena hari itu saya sendiri yang bakal jadi aktor utamanya. Sayalah sang pangeran bagi putri cantik yang jadi istriku kelak. Dagdigdugnya memang tak terasa sejak jauh-jauh hari,, tapi semakin mendekati hari H, rasa khawatir dan cemas terus menggoda-goda membuat hati ini tak tenang. Bukan hanya tentang bagaimana nantinya antara aku dan dia setelah menikah,, tapi justru lebih terasa tentang bagaimana kesiapan kami mempersiapkan hari itu. Apalagi ternyata pernikahan jaman sekarang tidak hanya sekedar cukup syarat dan rukun nikah yang diakui syah secara agama, tapi ada juga budaya dan kebiasaan masyarakat yang seolah kurang jika tak dijalankan.

Padahal secara agama Islam sebetulnya pernikahan sudah syah cukup dengan memenuhi syarat dan rukun-nya, tentunya tanpa mengesampingkan tentang aturan Islam lainnya mengenai pernikahan. Syarat nikah yaitu adanya Ijab berupa penyerahan dari wali calon istri dan Qabul yaitu penerimaan dari calon suami yang ditandai dengan penyerahan mahar (mas kawin) untuk sang calon Istri. Juga Rukun nikah yang terdiri dari adanya kedua mempelay pria dan wanita, wali, dua orang saksi (pria dewasa), dan Adanya Ijab Qabul. Selesai! Tapi kenyataannya Rasulullah sendiri sebagai panutan muslim sedunia mencontohkan mengenai Walimah, yaitu pesta setelah akad nikah sebagai pemberitahuan kepada khalayak ramai akan perubahan status kedua pengantin dari lajang menjadi menikah, sehingga menjaga keduanya dari fitnah, meskipun tak harus mewah.

Mau tidak mau sebagai orang yang hidup dengan budaya dan kebiasaan sekarang kami pun yang akan menikah harus mempersiapkan segala persiapan supaya tidak mengecewakan para tamu, dari mulai upacara adat, adanya pesta pernikahan, hiburan yg disukai, juga persiapan tetek bengek lainnya yang ternyata cukup menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Tentunya ini semua harus dijalani dengan ikhlas dengan harapan karena ini adalah pernikahan yang akan saya jalani hanya sekali seumur hidup,, pertama dan terakhir,, semoga Allah meridhoi :).

Tak terkecuali persiapan untuk mengundang para tamu hadir ke walimah (resepsi) pernikahan, jika jaman dulu mungkin cukup menyampaikan dari mulut ke mulut tentunya dengan perkembangan zaman sekarang ini rasanya tidak lengkap jika tak di sampaikan dengan kartu undangan. Perhitungan dengan cermat dan matang pun harusnya jauh-jauh hari sudah dilakukan untuk menghindari kekurangan stok undangan dan ketersediaan jamuan untuk para tamu nanti tentunya. Tapi apa daya, namanya manusia, seberusaha sempurna apapun merencanakan tetap Allah jua yang menentukan. Dan bukan hanya pada persiapan undangan pernikahan saya saja, pasti banyak juga persiapan undangan pernikahan lainnya yang mengalami teman dan kerabat dekat terlupa, tak masuk dalam daftar tamu yang diundang, padahal mungkin orang tersebut punya kekerabatan yang dekat dengan kita. Akhirnya berbagai cara harus disiasati, mungkin dengan mencabut nama calon undangan yang kurang dikenal misalnya, atau bahkan sampai menambah lagi cetakan undangan. Sesuatu yang sebetulnya bukan keharusan untuk mengundang dengan kartu undangan yg dicetak rapi dan bagus, tapi jaman sekarang akan seolah menjadi kurang sopan jika hanya disampaikan lewat mulut.

Tak terkecuali dengan saya, beberapa hari lalu saya yang berkunjung ke sebuah bank swasta untuk menjalankan tugas, saya bertemu dengan petugas customer service yang karena seringnya bertemu kita sudah tak lagi seperti nasabah dengan petugas bank. Tapi mungkin sudah serasa teman sendiri. Di akhir keperluan dan pembicaraan kami seputar pekerjaan sang customer service bank tersebut nampak sibuk kesana kemari, ternyata sepucuk kartu undangan berwarna merah emas ia sampaikan kepada saya, tertulis namanya dengan calon istri di sampul depan tertanggal undangan 27 Mei 2012.

Waaah,, spontan saya ucapkan selamat. Tapi dalam hati saya teringat, bahwa untuk pernikahan saya yang dalam waktu dekat saja saya lupa untuk mengundang kerabat yang satu ini. Sambil pamitan kembali ke kantor saya pun akhirnya tak berani bilang-bilang perihal pernikahan saya 19 Mei, seminggu sebelum pernikahan si kerabat. Kalau sudah begini, jadi tak enak hati, masa yang mengundang saya hadir di pernikahannya malah ternyata tak saya undang untuk hadir di pernikahan saya sendiri. Satibanya dikantor saya obrak-abrik sisa undangan, memilih satu nama yg paling jauh kekerabatannya, cabut label nama yang tertempel, edit file cetakan label di komputer dan ganti dengan nama si customer service bank. Aaaah,, lega. Tinggal antar lagi ke bank, dan berharap nama yang saya cabut dari undangan tidak menagih untuk diberi kartu undangan. :D :D

*semoga

=========================================
~written by *cupZ* di laptop babeh, ditengah galau menanti akad nikah esok hari, sambil menunggu waktu Jumatan tiba,, from bdg with love...~ =fb=komen=

Sabtu, 05 Mei 2012

Nasi Lengko Cirebon... Yummy!

Ada yang pernah denger "Nasi Lengko"?
Nasi lengko adalah penganan khas dari bagian timur provinsi Jawa Barat. Yup dari Cirebon tepatnya. Walaupun bukan kota yang terkenal dengan kulinernya seperti di Bandung, tapi beberapa makanan khas disana patut diacungi jempol juga lho.

nasi lengko khas cirebon
Pertama kali saya kenal nasi lengko justru dari kaka Ipar saya, seorang Cirebon asli. Di suatu pagi awal-awal punya kaka Ipar, ternyata dia memilih mendekatkan diri dengan cara memasak untuk kami adik-adik barunya :D. Dan Nasi Lengko lah yang jadi pilihannya untuk memulai merekatkan kekeluargaan diantara kita. Hihi.

Gimana sih bentuknya Nasi Lengko? Mau tau? Bener mau tau? kita lanjutkan setelah pesan-pesan berikut ini...
Jama'aah... Oh Jama'ah....

Ups,, maaf keterusan jadi niru ustad Maulana-nya trans tv. hihi. Mari kita kembali ke jalan yang benar. Nasi lengko ini sebetulnya mirip dengan makanan khas madiun, Sego Pecel, alias nasi pecel. Intinya sama, sebuah panganan dari nasi yang disiram dengan bumbu kacang khas pecel. Kalau pada nasi pecel yang jadi temannya nasi adalah telur dadar, tempe orek, daun singkong, daun kemangi, dan pastinya ditemani peyek (entah iwak peyek ataupun rempeyek kacang), maka berbeda dengan Nasi Lengko. Lengko biasanya berisi potongan tahu dan tempe khas cirebon yg dipotong besar, sayurannya pun bukan daun-daunan melainkan mentimun dan toge (taoge), setelah itu baru disiram dengan bumbu kacang yang jadi penyedapnya, tak lupa kecap dan sambal ulek secukupnya. Hmm... Yummy...

beli nasi lengko di kampoeng cerbonan, Bandung
Beberapa hari lalu saya yang berdomisili di Bandung tiba-tiba ngidam nasi lengko untuk jadi teman makan siang. (Haah ngidam? hamil aja kaga,, lha wong saya cowo sejati :P). Akhirnya ditengah pencarian, bertemulah saya dengan sebuah kedai Kampoeng Cerbonan di kawasan Cibogo, Bandung. Dan sekotak nasi lengko berhasil saya bungkus untuk dimakan di tempat kerja. Alhamdulillah sebuah kerinduan pada kota cirebon berhasil terobati dengan sekotak nasi lengko. Walaupun rasanya tetap tak bisa mengalahkan rasa makan aslinya di kota udang sana tapi saya tetap menikmatinya. Sebagai perbandingan, di kediaman kakak saya di cirebon saya bisa beli sebungkus nasi lengko untuk sarapan seharga Rp. 5.000,- sedangkan beberapa hari lalu saya beli sebungkus nasi lengko di kedai cerbonan di kota bandung dengan banderol Rp. 16.000 ga pake nawar :P. Jauh memang harganya, apalagi saya makan nasi lengko ditemani sepotong kerupuk mie yang bagi kantong saya harganya kurang murah Rp. 4.000,-. Tapi demi mengurangi konser keroncong dari cacing-cacing di perut, semuanya berhasil saya lahap habis, dan harus saya syukuri! :)

walaupun kemahalan akhirnya nasi lengko ini habis juga! (demi kemanusiaan, juga demi mencegah kelaparan :P)

"Alhamdulillahillazi ath'amanaa watsaqanaa waja'alanaa minal muslimin" 
Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami, dan telah menjadikan kami dari golongan orang-orang yang menyerahkan diri (Muslim)





=========================================
 ~written by *cupZ* from bdg with love... ditulis sambil menunggu... bersiap menuju KUA dalam rangka panggilan pembinaan dengan calon istri :D :D :D~ =fb=komen=

Lobang Gesper

"Bajuku dulu tak begini,, tapi kini tak cukup lagi,, ku pintar ku besar,, tambah tinggi ....."

Masih inget lagu itu nggak?
dulu pernah jadi soundtrack-nya sebuah iklan vitamin anak-anak di televisi.

Dan sekarang saya lagi pengen menyanyikan lagu itu (sambil manyun). Pasalnya selidik punya selidik ternyata setelah dilihat diraba dan di terawang ternyata ada yang bermasalah dengan gesper alias sabuk yang sering saya pake :(.

Belakangan ini si sabuk suka lepas sendiri! Gemes banget kalo udah begitu. ternyata yang terjadi adalah si lobang gespernya yang sudah semakin membesar. Huaaaa....!! kenapa bisa begitu yaa? ah bingung saya padahal awal punya gesper itu saya biasanya memasang sabuk di lobang ke-3, tapi sekarang harus pindah ke lobang nomor 2. Dan lobangnya sampe membesar begitu pula. Duh! Adakah yang salah dengan perut ini???

hihihi...

diet aaah! :P

=========================================
~written by *cupZ*, di rumah saya, di siang bolong, ditengah galau,
from bdg with love...~
=fb=komen=

::statistik::

Entri Populer

Pengikut

 
========== ==========