=FB=LAMA===== ==HAPUS= ===

::Pencarian Cepat::

Rabu, 08 Februari 2012

Duhbrang

Duhbrang... alias duha kabeurangan. Kalau di bahasa Indonesia yang baik dan benarkan maka ungkapan tersebut akan berarti Sholat Dhuha kesiangan.


Yup, skrg ini sebetulnya saya sedang ingin mengamalkan amalan pemicu rezeki Allah yg sering diingatkan oleh ustadz Yusuf Mansyur selain sodaqoh, yakni Shalat Dhuha namanya. Amalan ini bukanlah salah satu dari 5 shalat wajib yang harus dikerjakan setiap muslim pada waktunya. Shalat Dhuha ini adalah satu dari sekian banyak sunnah Rasul yang khasiatnya meningkatkan rezeki.

Dan niat ini tentunya ga boleh dibiarkan hanya sekedar niat, tapi juga harus direalisasikan, dikerjakan, dan bukan cuma sekali-sekali, tapi harus diupayakan istiqomah alias konsisten. Supaya apa yang kita mohon dari sang Maha Kaya Pemilik rezeki di alam semesta ini tak tanggung-tanggung, tak ragu-ragu juga menghadiahi rezeki bagi hambanya yang bersungguh-sungguh. Dan sekarang sy sedang coba menjalankannya. Inginnya sih konsisten, dan tepat waktu, tapi apa daya seringkali kesibukan saya di jam-jam solat duha di kantor ini membuat saya baru bisa menjalankan solat duha mendekati waktu Dzuhur :D.

Inilah yang saya maksud dengan duhbrang alias duha kabeurangan alias kesiangan solat duha. hihihi. Ceritanya pengen mulai rajin solat duha, tapi berhubung kesibukan melanda akhirnya sering juga duhanya baru dijalankan menjelang siang. Atau bahkan terlewat sama sekali.

Nah gara2 duha yang menjelang siang ini tak jarang saya ketemu dengan rekan kantor yang berniat lain ke musola. khususny para ibu-ibu muda yang menjelang jam 11 sudah standby di musola. Apa coba yang mereka lakukan? sehubungan dengan lg bykny ibu muda di kantor saya yg baru ngelahirin. bisa ditebak donk apa yg mereka lakukan disana? yup mereka sedang menyusui. Emang bawa anak ke kantor? ya enggak lah, ribet. Banyak ibu-ibu muda masa kini yang 'menabung' ASI-nya kedalam botol. Walaupun tidak menyusui langsung,, di jam-jam saat ASI-nya overloaded mereka rajin menyimpan sendiri di dlm botol, tentunya untuk bekal anaknya bayinya yg dititip ke pengasuh di rumah. Supaya ga minum susu formula dan tetap mendapat ASI eksklusif, meskipun ibunya bekerja.

Dan itu pulalah tren yg sedang terjadi di tempat saya bekerja. Yang jadi pertanyaan sebetulnya kenapa mereka harus 'menabung' ASI-nya di musola? Tak jarang waktu menabungnya para ibu itu bentrok dgn jadwal Duhbrang saya. Kesiangan duha menjelang jam 11,, eeeh ketemu dgn ibu2 yg lagi menyusui botol di musola. kalo udah begini rasanya jadi nggak enak hati, malu! Mau keluar lagi dari musola tp para ibu itu udah liat saya wudhu. Mau paksain solat duha di musola juga jd ga konsen krna alat2 penyedot ASI itu ada bunyinya, kyk semacam alat penggetar gitu. akhirnya jadi ga konsen duha krna suka ngebayangin yg aneh2. hehe. Malah pernah suatu ketika seusai Solat Duha saya yang kabeurangan (kesiangan), setelah mengucap salam ke kiri dan ke kanan tiba2 dari shaf wanita ada panggilan-panggilan menggoda berbunyi "ucuuup... udah selesai solatnya yaaa" sambil diiringi suara getaran2 alat penyedot ASI tersebut, haduh mendengar suara itu saya cuma menunduk dan tidak menoleh bilang "Iya" sambil menyelonong keluar musola. Duh serba salah deh klo udh begini!

Nah gmn coba solusinya? kadang-kadang ingin juga duha lebih awal. karena temen2 yang lain suka pada solat duha sebelum jam kerja di musola itu. Tapi gimana dengan saya? lha wong untuk ngejar absen jam 07.30 demi ga potong gaji aja saya harus berjibaku dengan macetnya lalu lintas dari ujung timur kota bandung menuju ujung barat sana. hoho byk alesan ya utk duha ga kesiangan aja :p.

Yah begitulah,, intinya lewat tulisan ini saya pengen curhat. Saya pengen duhbrang saya ga terganggu dengan para ibu yang sedang menyusui di musola. Walaupun sebenarnya menyusui itu juga hak asasi manusia. Setiap ibu berhak menyusui untuk anak bayinya. Tapi bukankah lebih bijak jika para ibu juga memilih tempat yang tepat untuk menyusui/ menabung ASI sehingga tidak membuat orang lain risih. Bukankah masih ada tempat lain juga yang lebih privasi untuk para ibu melakukan aksi menyusui botolnya? Kalo saya sih tadinya mengira di toilet,, seorang ibu yang memindahkan ASI-nya ke dalam botol bisa lebih tenang dan terjaga privasinya, Tapi ga tau juga denk,, apakah ada pantangan bagi ibu untuk 'menyusui botol' di toilet? Ini juga beruntung selama ini yang ditemui para ibu adalah saya,, rekan kerjanya,, gimana kalau yang masuk musola dan akan menjalankan solat duha adalah tamu,, yang tidak tahu ada ibu menyusui di jam-jam tertentu di musola itu? hihihi.. yah semua kembali kepada masing-masing. Solusi sebenarnya sih supaya saya ga ketemu dengan para Ibu menyusui itu lagi saat solat duha adalah,, saya harus mengganti tradisi duhbrang sayang dengan duhgi,, duha pagi,, dan ga kesiangan lagi. hehehe.

Semoga bisa!





=========================================
~ditulis oleh *cupZ*, menggunakan mobile phone, diatas kendaraan, menuju tpt bertugas,
from bdg with love...~
=fb=komen=

2 komentar:

  1. jalan satu satunya emang harus pagi, untuk ibu itu mungkin namanya kantor jadi susah mencari yang nyaman, jika di mushola tentu pikirnya kan sepi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya gus. tengkyu2 sarannya.
      akan diusahakan! tapi emang ga boleh gitu ya 'menyusui' di toilet? hihi penasaran..

      dan pagi ini saya juga kesiangan (lagi) duha nya,, hihi :D
      mudah2an kedepan bisa makin pagi deh

      Hapus

::jangan cuma numpang baca::
Kasi komentar juga ya! ;)
*thx

::statistik::

Entri Populer

Pengikut

 
========== ==========